Sassy Girl Chun Hyang (Episode 12)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5SFV7ciTNtW9j5hyQ8PX2KBixUxgRpZKJImwBx8VRUiA9Q3s0KiIS0HuZ1_PHUVnuCW6SNBrI69kP7DOBIVloJd92cmRMt7aoOacyP8SxYYScQ8LRhN0T9zOAP1dIRrr1GJZiQRLcGRs/s640/Sassy+Girl+Chun+Hyang+12.jpg)
Melihat perkembangan yang menggembirakan, ayah Mong-ryong mengusulkan supaya Chun-hyang dan anaknya menikah namun ditolak. Gadis itu mengatakan ingin memulai semuanya dari awal, Mong-ryong hanya mengangguk-angguk mengikuti.
Setelah menemui Hak-do dan menandaskan dirinya hanya mencintai Mong-ryong, Chun-hyang didatangi oleh ayah kekasihnya. Yang menarik, disaat sama ibu Mong-ryong, yang oleh Chae-rin diyakinkan bahwa Chun-hyang berselingkuh, juga menemui putranya untuk membujuk Mong-ryong meninggalkan gadis itu.
Bertekad mencari ibu 'mertuanya', Mong-ryong malah dikerjai nenek Chun-hyang (yang jengkel cucunya diperlakukan 'buruk') yang memintanya mengerjakan setumpuk pekerjaan berat. Malamnya saat menyusul, Chun-hyang hanya bisa tersenyum melihat sang 'suami' mengeluh. Yang lebih membuat Mong-ryong kesal, keinginannya untuk berduaan mendapat hambatan dari sang nenek.
Namun saat malam, Chun-hyang mengendap keluar kamar dan menemui Mong-ryong yang sedang menyiapkan api unggun. Dibawah sinar bulan, keduanya berciuman dengan mesra (meski awalnya gugup). Hanya berselang sehari, kebahagiaan itu dirusak oleh ibu Mong-ryong, yang dengan aktingnya berhasil meyakinkan sang anak untuk pulang.
Bertekad menggunakan segala cara untuk memisahkan putranya dengan Chun-hyang, wanita setengah baya itu dan sang suami malah salah sangka mengira Chun-hyang telah hamil. Bisa ditebak, reaksi mereka (terutama ayah Mong-ryong) berubah drastis. Hal itu malah dimanfaatkan Mong-ryong untuk 'menjarah' barang-barang rumahnya.
Kebohongan tersebut tidak bertahan lama, Chun-hyang yang akhirnya tahu langsung menyantroni sang kekasih, yang saat itu berhasil membujuk sang ibu untuk membeli sebuah mobil. Bisa ditebak, pemuda itu jadi sasaran kemarahan sang ayah dan kekasih.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxIjNwmAaVQN3rkLRIJuvJa4tU0dvkwGr-6C8QBlOCa8I4N4yCPxx4cP4NkKLqKTMoCmGRJ5psqBc4pr0b_btMTASOav1gP5FVLq3mrWuzyC4BapczNw_Wk-URRFyTUVdJZl3muAY2KCM/s640/SGCH+12.jpg)
Setelah menemui Hak-do dan menandaskan dirinya hanya mencintai Mong-ryong, Chun-hyang didatangi oleh ayah kekasihnya. Yang menarik, disaat sama ibu Mong-ryong, yang oleh Chae-rin diyakinkan bahwa Chun-hyang berselingkuh, juga menemui putranya untuk membujuk Mong-ryong meninggalkan gadis itu.
Bertekad mencari ibu 'mertuanya', Mong-ryong malah dikerjai nenek Chun-hyang (yang jengkel cucunya diperlakukan 'buruk') yang memintanya mengerjakan setumpuk pekerjaan berat. Malamnya saat menyusul, Chun-hyang hanya bisa tersenyum melihat sang 'suami' mengeluh. Yang lebih membuat Mong-ryong kesal, keinginannya untuk berduaan mendapat hambatan dari sang nenek.
Namun saat malam, Chun-hyang mengendap keluar kamar dan menemui Mong-ryong yang sedang menyiapkan api unggun. Dibawah sinar bulan, keduanya berciuman dengan mesra (meski awalnya gugup). Hanya berselang sehari, kebahagiaan itu dirusak oleh ibu Mong-ryong, yang dengan aktingnya berhasil meyakinkan sang anak untuk pulang.
Bertekad menggunakan segala cara untuk memisahkan putranya dengan Chun-hyang, wanita setengah baya itu dan sang suami malah salah sangka mengira Chun-hyang telah hamil. Bisa ditebak, reaksi mereka (terutama ayah Mong-ryong) berubah drastis. Hal itu malah dimanfaatkan Mong-ryong untuk 'menjarah' barang-barang rumahnya.
Kebohongan tersebut tidak bertahan lama, Chun-hyang yang akhirnya tahu langsung menyantroni sang kekasih, yang saat itu berhasil membujuk sang ibu untuk membeli sebuah mobil. Bisa ditebak, pemuda itu jadi sasaran kemarahan sang ayah dan kekasih.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxIjNwmAaVQN3rkLRIJuvJa4tU0dvkwGr-6C8QBlOCa8I4N4yCPxx4cP4NkKLqKTMoCmGRJ5psqBc4pr0b_btMTASOav1gP5FVLq3mrWuzyC4BapczNw_Wk-URRFyTUVdJZl3muAY2KCM/s640/SGCH+12.jpg)